POSOLINE.COM – Ketua DPRD Poso, Sesi KD Mapeda menjelaskan terkait kejadian pada Selasa malam O8, Desember 2020 yang menimpa, saat kendaraan yang ditumpangginya dicegat sampai dilakukan penggeledahan secara paksa.
Kata Sesi, kronologis kejadian berawal habis Ibadah Penghiburan Duka dari sepupu di Kelurahan Tendea- dongi, singgah bersilaturahmi dengan tim untuk persiapan besok (hari ini) dibeberapa titik di Dusun Toaro, Kelurahan Sawidago.
Pada saat menuju di Rumah Edi Agus Lontada, dirinya singgah menyapa dan mampir kurang lebih 5 menit. ” Sesaat hendak kembali ke mobil tiba-tiba datang 1 Orang Panwas atas desakan tim Paslon tertentu,” kata Sesi sangat kecewa atas perlakuan kepada dirinya.
Kepada Panwas setempat, Sesi menceritakan dan berdiskusi terkait kejadian keberadaan di Toaro, selanjutnya dirinya pamit menuju mobil balik ke Poso persiapan hari pencoblosan besok.
Saat beranjak dan pamit balik ke Poso kata Sesi, tiba-tiba kendaraan yang hendak ditumpanginya dihalangi sambil teriaki kata-kata umpatan makian. Bahkan tas milik sekretaris pendamping digeledah.
“Tiba- tiba dari tim Paslon tertentu menghalangi mobil sambil meneriaki dengan kata makian. “Ibu Ketua Binatang”. Termasuk tas milik ajudan digeledah,” kata Ketua DPRD Poso.
Melihat kondisi yang kurang baik, bersamaan dengan datang BABINKAMTIBMAS dan BABINSA setempat, dirinya meminta untuk menyelesaikan di Polsek Pamona Utara, Kelurahan Sangele, Kecamatan Pamona Puselemba, Kabupaten Poso, Sulteng.
“Lihat saja video yang beredar di FB. Seperti saya sudah melakukan kesalahan. Emangnya saya lakukan kesalahan apa,” ungkap Sesi KD Mapeda, saat dihubungi Rabu, 09/12-2020
Parahnya lagi, sudah beredar dirinya membagi- bagi uang. Sedangkan saat pengeledahan tidak ditemukan jumlah uang seperti mereka harapkan.
“Tuduhan di medsos yg mengatakan Ibu SKM membagi- bagi uang itu tidak benar. Bisa dibuktikan saksi dari Ketua PANWAS Kecamatan Pamona Utara siap bersaksi bahwa tuduhan itu tidak benar,” jelasnya.
Menurut Ketua DPRD Kabupaten Poso itu kuat dugaan bahwa ada orang tertentu mencegat mobil kendaraan yang ditumpanginya, ada upaya memprovokasi masa dengan tuduhan yang tidak dapat di buktikan.
Tak sampai disitu secara bersamaan, sekelompok orang tim tertentu yang datang saat itu, bukan hanya dari wilayah toaro tapi ada yg dari Tentena sangele bahkan buyumpondoli di kondisikan untuk datang ditempat kejadian.
“Mobil saya si gedor-gedor dan memaksa untuk menggeledah mobil saya tanpa ada etika. Mereka semua adalah tim pendukung salah-satu paslon. Apa yg mereka teriakan caci maki yang tidak pantas, terekam jelas dalam HP anak saya yang ikut dalam mobil,” kata Sesi menjelaskan.
Ada beberapa nama yang sangat dikenal disebutkan Ketua Pemenangan DAS- Beramal. “Mereka adalah pendukung salah-satu Paslon yang ikut dalam Pilkada Poso,” kata Sesi sambil menyebutkan nama-nama yang dimaksud. SON
Opini Anda