POSO– Anak-anak Sekolah Minggu Jemaat Betesda Salubiro dengan penuh semangat mengikuti Perkemahan Anak Se-Klasis Bungku Utara yang dilaksanakan sejak 29 Juni hingga 1 Juli 2025, bertempat di Lemo, Senin ( 01/07-25)
Kegiatan ini menjadi ajang sukacita rohani dan kebersamaan bagi anak-anak dari berbagai jemaat di wilayah Bungku Utara, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah (Sulteng).
Meski harus menempuh perjalanan kaki selama kurang lebih delapan jam dengan kondisi jalan yang rusak parah, anak-anak dari Jemaat Betesda Salubiro tetap menunjukkan antusiasme yang luar biasa. Di lokasi perkemahan, mereka aktif dalam berbagai perlombaan, memuji Tuhan, dan membangun kebersamaan dengan anak-anak dari jemaat lain.


Salah satu simpatisan dan tenaga pelayanan yang pernah melayani di Jemaat Betesda Salubiro, Efrat, turut menyampaikan rasa bangga dan harunya atas semangat luar biasa yang ditunjukkan oleh anak-anak tersebut. Efrat sendiri pernah mengabdikan diri selama setahun di wilayah pedalaman Bungku Utara, khususnya di Desa Salubiro, dan memiliki kedekatan yang kuat dengan anak-anak dan warga di sana.
“Ketika melihat kiriman foto kegiatan anak-anak di perkemahan dari mentor saya, Pak Pdt. Leo, saya sangat rindu untuk bertemu mereka. Anak-anak di pedalaman Bungku Utara sangat berarti bagi saya. Banyak hal yang saya pelajari dari mereka. Kebersamaan itu tidak pernah saya lupakan,” ungkap Efrat penuh haru.
Tak hanya kepada anak-anak, Efrat juga menyampaikan semangat dan doa untuk sang mentor, Pdt. Kristian Leonard Peli, S.Th, Gembala Jemaat Betesda Salubiro yang kini dalam masa pemulihan akibat cedera di bagian kaki. Meski dalam kondisi terbatas, semangat pelayanan sang gembala tidak pernah surut, tetap mendampingi dan membimbing anak-anak dalam kegiatan rohani mereka.
Selain itu, Efrat juga menyoroti pentingnya perhatian dari pemerintah terhadap infrastruktur jalan menuju Desa Salubiro dan sekitarnya. Akses jalan yang rusak parah tidak hanya menyulitkan mobilitas warga untuk menjual hasil panen ke pasar, tapi juga menghambat pelayanan gereja dan pendidikan bagi anak-anak di pedalaman.
“Kami sangat berharap pemerintah benar-benar memperhatikan jalan menuju desa kami. Semoga janji-janji yang pernah diucapkan kepada masyarakat Salubiro dapat segera direalisasikan demi kebaikan bersama,” ujar Efrat, yang juga dikenal sebagai mantan aktivis GMKI.
Kisah ini menjadi cermin semangat iman anak-anak di daerah pedalaman yang tak surut meski dalam keterbatasan. Harapannya, dukungan dari semua pihak dapat terus mengalir agar pelayanan dan pendidikan rohani tetap hidup dan berkembang di daerah-daerah terpencil seperti Desa Salubiro. EFRAT
Opini Anda