Terlahir di sebuah desa yang kini tumbuh menjadi kota kecil nan indah, Tentena. Tepatnya, 31 Maret 1973. Di sebuah rumah sakit bernama Sinar Kasih, perempuan berdarah bugis ini melepaskan tangisan pertamanya di dunia, disambut senyum sumringah kedua orang tuanya.Ya, dialah Samsinar (matahari yang menyinari bumi).
Mengapa Samsinar ?, “orang tua saya bermaksud mengabadikan nama rumah sakit Sinar Kasih, tempat saya lahir”, sekaligus doa, kelak anaknya bisa memberi sinar kebaikan dalam hidupnya. katanya seraya mengelus dada, bersukur atas karunia-Nya.
Kini alumni SMPN Tentena ini, telah memasuki usia yang matang, membuatnya mulai dilirik banyak orang sebagai sosok yang layak diajak berpikir tentang masa depan bangsa, berbicara tentang fenomena kehidupan global yang memberi dampak positif dan negatif, tanpa menafikan kekayaan khasanah budaya lokal yang bernilai tinggi. Asal tahu saja, masa kecil Inar terbentuk oleh suasana lingkungan yang majemuk baik ketika bermukim di Tentena maupun setelah berdomisi di Lombugia. “Papa Sakir (ayah Inar Zaid) itu bukan orang baru bagi kami, di Tana Poso. Ngkainya Inar bernama Kalang Mangulung (sapaan Ngkai Masamba), beliau adalah pelopor kerukunan antar suku dan antar agama di Tana Poso, tinggalnya di Lombugia, lorong STM (sekarang Jl Slamet Riyadi). Jadi wajar jika dia saat ini dirindukan banyak orang”, kenang Gustaf Tadjongga, Ketua Dewan Adat, Kecamatan Poso Kota Utara.
Tak hanya itu, sejak usia remaja istri dari Burhanuddin Andi Masse ini, tergolong aktif dalam berorganisasi. “Saya mengenal beliau itu waktu masih remaja, dia yunior saya di KRM payung organisasi remaja muslim di jaman itu, dia orangnya jujur dan bertanggung jawab”, kata Nono Hasan, mentor senior aktifis Poso di jamannya.
Kepada penulis, alumni SMA Muhammadiyah Poso ini, mengakui dunia politik adalah muara dari obsesinya untuk memberi andil dalam memajukan daerah kelahirannya “Sebagai orang yang lahir dan menghabiskan masa kecil sampai remaja di Tentena, masa remaja di kota Poso, boleh dong saya turut berkonstribusi positif untuk Tana Poso ke depan” sebut Inar, optimis akan mendapat dukungan yang signifikan pada Pilkada Poso 2024.
Diketahui, istri Burhanuddin Andi Masse ini, sebelumnya lebih banyak bergelut dalam dunia usaha, pemerhati pendidikan, dan pegiat sosial kemasyarakatan. “Bagi saya, pendidikan adalah pintu masuk untuk mewujudkan harapan seseorang, di bangku sekolah kita mulai diajar berhitung, membaca, mengenal potensi diri, mengembangkannya, dan yang tidak kalah pentingnya adalah, memahami lingkungan sekitar, dan kemampuan untuk beradaptasi dengan segala persamaan dan perbedaan di dalamnya”. Jelas, pemilik nama lengkap, Samsinar Zaid Moga.
Mungkin karena itu semua, Ketua Yayasan Bina Mulia (STIMIK) Palu ini, telah menerima sejumlah piagam penghargaan dari berbagai lembaga independen dan kredibel, antara lain, pertama, Achievement Award 2010 (kategori Indonesian Exekutive (CITRA PRESTASI ANAK BANGSA), Kedua, The Year 2014 (kategori Indonesian Women Carrier (INDONESIAN JOURNALIST COMMUNICATION FORM), Ketiga Golden Award 2023 (Achievement Magazine Indonesia), Keempat, Asia Award Media, (kategori Asia Excellence Choice Award 2023) dll
Kini, pemilik nama lengkap Dr.Samsinar Zaid Moga,M.Si, tampil sebagai calon Wakil Bupati Poso mendampingi Kolonel Marinir ( Purn ) Pnt.Darmin Agustinus Sigilipu.SAP. Pekan lalu, keduanya tercatat sebagai pasangan Bupati/Wakil Bupati yang pertama diterima berkasnya secara lengkap oleh komisioner KPUD. DW
Opini Anda