KMP Tampomas II yang terbakar dan akhirnya tenggelam di perairan Masalembu pada awal 1981. Tampak ratusan penumpang berkumpul di ajungan kapal menunggu pertolongan, sementara api membakar buritan kapal. (Tribunnews.com)
𝗣𝗢𝗦𝗢𝗟𝗜𝗡𝗘.𝗖𝗢𝗠– Mengenang 41 tahun yang lalu, tepatnya pada 27 Januari 1981, terjadi satu tragedi terbesar dalam sejarah transportasi laut Indonesia.
Dilansir dari Tribunnews.com, tragedi tersebut adalah tenggelamnya Kapal Motor (KM) Tampomas II di Kepulauan Masalembo.
Peristiwa ini menewaskan 143 orang dan 288 lainnya hilang.
Sementara, 753 korban berhasil diselamatkan.
KM Tampomas II Semula Bernama MV Great Emerald
KM Tampomas II merupakan kapal milik PT PELNI (Pelayaran Nasional Indonesia) yang baru dibeli, dengan kondisi bekas pakai.
Kapal ini merupakan kapal bekas yang dibuat di galangan Mitsubishi (galangan kapal terbesar di dunia) yang berada di Jepang pada 1971.
Kapal ini semula bernama MV Great Emerald dengan fungsi utamanya adalah sebagai pengangkut mobil.
Akan tetapi, setelah salah satu car deck (geladak pemuatan mobil) dikonversikan menjadi geladak penumpang, kapal tersebut dapat menampung lebih banyak penumpang dibandingkan kapal lainnya.
Akhirnya, MV Great Emerald berhasil dibeli pada 23 Februari 1980.
Setelah Indonesia secara resmi membeli KM Tampomas II, dilakukan pemugaran terhadap kapal tersebut, mulai dari mengecatnya hingga mengubah namanya menjadi KM Tampomas II.
Kemudian, untuk pertama kalinya, Tampomas II secara resmi berlayar di bawah operasi PT PELNI pada 31 Mei 1980.
Kronologi Tenggelamnya Tampomas II
Pada 24 Januari 1981, KMP Tampomas II berangkat dari Pelabuhan Tanjungpriok Jakarta dengan mengangkut 1.054 penumpang dan 82 awak.
Tak hanya itu, KMP Tampomas II juga mengangkut 191 mobil dan sekitar 200 sepeda motor serta mesin giling.
Kapal ini bertujuan akhir di Ujung Pandang, Makassar.
Perjalanan dijadwalkan dua hari dua malam dengan perkiraan sampai 26 Januari 1981.
Pada Minggu, 25 Januari 1981 malam pukul 23.00 WITA, KMP Tampomas II terbakar di sekitar 220 mil menuju Pelabuhan Ujung Pandang.
Lebih tepatnya sekitar perairan dekat Kepulauan Masalembo, sebelah utara Pulau Kangean, Jawa Timur.
Kebakaran berawal dari beberapa bagian mesin yang mengalami kebocoran bahan bakar.
Akibatnya, kapal miring menjadi 45 derajat.
Kebocoran tersebut diakibatkan badai besar yang melanda perairan.
Kemudian muncul asap dan api mulai membesar.
Akibatnya, penumpang mengalami kepanikan dan beberapa memutuskan untuk terjun ke laut.
Namun, ada sejumlah penumpang yang sempat diselamatkan dan dinaikkan ke atas Kapal Sangihe yang segera datang ke lokasi untuk memberikan pertolongan.
Beberapa kapal diperintahkan datang untuk memberikan pertolongan, di antaranya Wayabula, Ilmanui, Brantas, dua kapal penyapu ranjau TNI AL, dan sebuah kapal navigasi Perhubungan Laut.
Akhirnya, api berhasil dikuasai, sementara kapal tetap terapung.
Pada saat peristiwa tersebut terjadi, cuaca sedang buruk, sehingga usaha pertolongan dan evakuasi yang dilakukan hingga Senin (26/1/1981) terhambat.
KMP Tampomas II akhirnya tenggelam pada Selasa 27 Januari 1981.**
Opini Anda