𝐏𝐀𝐋𝐔- Sebulan lamanya, Tim Ekspedisi Jurnalis Jajaki Peradaban Purba Negeri 1000 Megalith di Sulawesi Tengah (Sulteng) melakukan pengumpulan data berupa foto, video dan cerita masyarakat tentang megalitikum yang merupakan peradaban purba yang ada di Indonesia.
Tim ekspedisi jurnalis 1000 megalith akhirnya memaparkan hasil pengumpulan data tersebut, bersama dengan dua narasumber kompeten lainnya, yaitu Dr. Muhammad Marzuki seorang Akademisi Untad, Iksam Djorimi merupakan arkeolog dan Hery Susanto salah seorang anggota tim ekspedisi.
Selama proses pengumpulan data Heri Susanto mengatakan, sepanjang waktu ekspedisi di tiga lembah, tim telah menemukan beragam hal menarik yang harus diperhatikan oleh pemerintah Sulawesi Tengah berkaitan dengan megalitikum. Mulai dari kondisi juga keunikan tiap situs, kebermanfaatan, nilai dan ancaman megalitikum ke depannnya.
“Selama ekspedisi berlangsung tim telah mendokumentasikan malai dari kondisi terkini, keunikan dan peruntukan dari megalitikum. Di sisi lain, situs megalitikum juga memiliki berbagai potensi ancaman salah satunya adalah perilaku vandalisme oleh oknum yang tidak bertanggung jawab,” ungkap Heri.
Ia juga berkata bahwa, tantangan lainnya yang menuntut agar segera dituntaskan adalah adanya kesenjangan pengetahuan perihal megalitikum. Terlebih generasi muda sekarang hanya mengetahui situs tertentu dengan informasi seadanya.
Disamping itu, masyarakat yang berada di sekitaran situ berharap dapat turut terlibat dan pelestarian megalit, tidak hanya sebatas melihat. Lebih jauh, pasca pencanangan Sulawesi Tengah sebagai Negeri 1000 Megalit dapat memberikan dampak ekonomi kepada masyarakat lokal di sekitaran situs peninggalan.
Semenyara itu, Iksam Djorimi yang merupakan arkeolog mengatakan, langkah tim ekspedisi yang memulainya dari lore lindu. Karena dari sana akan beragam ditemukan tema terkait dengan sejarah alam dan sejarah kebudayaan.
“Hal ini yang menjadi tantangan kedepan, karena ini yang nantinya akan menjelaskan kenapa bangsa kita dapat menjadi bangsa besar,” kata Iksam.
Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Kominfo Sulawesi Tengah, Sudaryano Lamangkona mengatakan, apa yang diperoleh tim ekspedisi selama melakukan perjalanan di 3 lembah, akan disampaikan kepada Gubernur Sulawesi Tengah sebagai salah satu acuan untuk pengambilan kebijakan perihal megalitikum.
“Harapanya, apa yang ditemukan oleh tim ekspedisi dapat menjadi pembelajaran dan dapat membuka lembaran sejarah,” tutur Sudaryano.
Sudaryano berkata, dengan beragam langkah percepatan yang telah ditempuh, penetapan Situs Megalitikum sebagai warisan dunia oleh UNESCO dapat segera terealisasi, tentunya dengan memenuhi setiap langkah yang dipersyaratkan terlebi dahulu.**
Opini Anda