POSOLINE.COM – Pihak PT. Poso Energy menegaskan, akan tetap bertanggung jawab terhadap segala dampak yang muncul akibat berbagai kegiatan untuk mendukung beroperasinya aktivitas proyek pembangkit listrik tenaga air (PLTA) yang berada di Sulewana, Kecamatan Pamona Utara, Kabupaten Poso.
Termasuk dampak uji coba buka tutup pintu air untuk menaikan dan menurunkan debit air bendungan pembangkit listrik tenaga air. Hal ini menyebabkan permukaan air danau Poso naik serta terendamnya ratusan hektar areal persawahan milik warga. Akibatnya warga tidak lagi dapat mengolah sawah sejak bulan April-November 2020 lalu.
Dampak lain dari fenomena tersebut, ternyata menyebabkan terendamnya lokasi pengembalaan ternak kerbau milik warga yang berada di desa Tindoli, Tokilo dan Tolambo di Kecamatan Pamona Tenggara.
Saat digelarnya pertemuan di Gets House milik PT. Poso Energy II Sulewana, Senin 09/11-2020,pihak PT. Poso Energy sendiri memaparkan rencana penanganan dampak pola operasi Peaker 515 MW. Rencana itu tertuang penanganan jangka pendek, menengah dan panjang.
Dimana hadir saat itu Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Poso, Suratno Teguh, Camat Pamona Tenggara, Yunirson Penyami, serta melibatkan kepala desa tertkait dan juga tokoh masyarakat setempat. Sementara pihak management PT. Poso Energy tampak dihadiri Koordinator Humas PT. Poso Energy Handian bersama jajaranya.
Inti dari pertemuam tersebut, pihak management kembali menegaskan, akan tetap bertanggung jawab terhadap seluruh dampak yang ditimbulkan oleh naiknya permukaan air danau akibat uji coba beroperasimya pintu air.
Namun demikian kata Handian, pihak management akan melakukan pendataan secara detail terkait jumlah pasti areal persawahan yang terendam air serta kepastian akan jumlah ternak warga yang mati serta penyebab utama kematian ternak ternak itu sendiri.
“Saat ini kami telah menugaskan tim atau petugas di lapangan untuk menegtahui secara pasti areal sawah warga yang terendam serta jumlah ternak milik warga yang mati akibat lokasi pengembalaan yang terendam,” ungkap Handian.
Olehnya kepada pihak pemerintah kecamatan serta masyarakat setempat pihak management memohon dukungan agar tim yang ditugaskan untuk dapat di dukung serta di bantu dalam melakukan proses pendataan.
Lebih jauh kata Hadian pihaknya sebelumnya telah menyatakan, jika uji coba beropersinya pintu air di bendungan danau Poso akan mengekibatkan dampak terhadapa lingkungan.
Olenya, langkah pendataan ini merupakan bagian dari upaya untuk mengetahui sejauh mana dampak yang ditimbulkan sehingga langkah langkah jitu dapat ditempuh sebagai solusi menghilangkan dampak yang lebih luas, termasuk pemberian kompensasi yang benar dan sesuai dengan kerugian yang dirasakan oleh masyarakat pemilik lahan sawah serta pemilik ternak.
“Pihak management punya SOP tersendiri untuk kompensasi kepada masyarakat, bahkan kedepan kita akan juga memilki berbagai program untuk memberdayakan masyarakat petani serta peternak yang ada di wilayah seputaran pinggiran danau Poso,” jelasnya.
Hal ini juga ditegaskan oleeh Camat Pamona Tenggara, Yunirson Penyami, inti dari pertemuan ini untuk meminta kopensasi dari pihak PT. Poso Energy, terkait dengan kurugian warga desa seperti lahan persawahan dan peternakan masih tergenang air.
Dirinya mengatakan, berdasarkan pengalaman mereka yang hidup dan bercocok tanam di pinggir danau baru kali ini menghadapi kondisi seperti saat ini. “Terendamnya sawah dan padang penggembalaan terjadi setelah ada (aktifitas) perusahaan sejak bulan Januari sampai bulan November tahun ini. Dulunya kondisi seperti ini tidak pernah terjadi,” jelas mantan Lurah Pamona itu. SON
Opini Anda