
PILPRES RASA PILWAPRES, ?
Ketika Capres Berebut Suara Nahdliyin
๐๐ฅ๐๐ก: ๐๐๐ซ๐ฐ๐ข๐ฌ ๐๐๐ซ๐ฎ
Boleh jadi, inilah Pilpres yang betul-betul membutuhkan kekuatan sosok Wapres,untuk memastikan kemenangannya, di mana sebelumnya, posisi Wapres terkesan hanya pelengkap saja. Dan tentu saja yang membuat lebih seru, karena Pilprss kali ini diperkirakan berlangsung 2 putaran. Nah, karena paslon ANIS-MUHAIMIN sudah deklarasi duluan, maka efek domino muncul mengikuti cawapres Muhaimin yang direfresentasikan sebagai Nahdliyin dan kelahiran Jawa timur, membuat sosok nahdliyin lainnya yang berasal dari Jatim menguat. Survei Indikator politik (Akhir september 2023) menyebutkan, populeritas sosok nahdliyin asal Jatim menguat, secara berturut-turut adalah sebagai berikut : 1) Erik Tohir, ,2) Khofifah, 3) Mahfud MD, 4) Muhaimin dan 5) Airlangga.
Hasil survei di atas, tentu saja akan berubah seiring dengan dinamika politik yang ada, tetapi bagaimana pun telah membuat koalisi pengusung Prabowo dan Ganjar kini mulai fokus kepada 4 nama di atas (minus Muhaimin, karena sudah digandeng Anis). Dan nada-nadanya, kedua koalisi ini dperhadapkan dengan 3 nama teratas, Erik, Khofifah, dan Mahfud. Jika Prabowo memilih Erik Thohir, kemungkinan Ganjar akan menggandeng Khofifah atau Mahfud. Namun, jika Prabowo memilih Khofifah, kemungkinan ganjar memilih Mahfud atau Sandiaga Uno.
Nah, jika kontalasi politik terkini demikian, maka otomatis memperkecil ruang bagi Ridwan Kamil dan Gibran. Kecilnya kemungkinan ini dikarenakan oleh 2 hal, pertama, Gibran tidak memiliki pengaruh elektoral yang signifikan di Jatim, provinsi yang memiliki suara cukup besar dan saat ini dianggap sebagai “wilayah tak bertuan”. Kedua, di mata Jokowi, Gibran masih bisa dipoles 5 tahun ke depan, dan beresiko jika Capres yang menggandengnya kalah. Adapun Ridwan Kamil, diketahui saat ini tak lagi menjadi pembicaraan hangat di PDIP, tergeser oleh menguatnya nama Mahfud, Khofifah, dan Sandiaga Uno.
Pertanyaan lain yang menarik ditunggu saat ini adalah, akan kemana PPP berlabuh jika Sandiaga Uno tidak dipilih oleh Megawati sebagai Cawapres Ganjar?, akankah PPP akan mengikuti langkah Demokrat hengkang dari koalisi PDIP, HANURA, DAN PERINDO,?? Jika terpaksa harus pergi, pertanyaan berikutnya akan kemana?, ke koalisi perubahan (ANIS-MUHAIMIN) atau ke koalisi Indonesia Maju bersama PRABOWO, ? Atau mungkinkah PPP akan bergerilia mencari kawan seiring untuk menjajaki terbentuknya koalisi baru?, mengingat waktu yang tersisa masih cukup longgar untuk terciptanya simbiosis mutualisme antara PPP, Golkar, dan Demokrat.
Dan politik praktis adalah seni merumuskan segala kemungkinan, konon waktu satu hari dalam politik, adalah ruang waktu yang tergolong lama, selamat mengamati sejumlah manuver politik yang akan terjadi, menjelang, 19 Oktober 2023.
Penulis adalah pegiat media sosial
Opini Anda