𝐌𝐎𝐑𝐔𝐓- Dalam suasana sukacita pemerintah desa dan masyarakat Desa Tontowea, Kecamatan Petasia Barat, Morowali Utara, memperingati Hari Ulang (HUT) ke-105 desa itu.
Peringatan HUT yang berlangsung di Balai Desa Tontowea, Kamis (22/6), turut dihadiri Bupati Morut Delis Julkarson Hehi dan Ketua TP PKK Morut Febriyanthi Hongkiriwang.
Hadir pula Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga, Gatot Susilo Eko Budiyanto, Kacabjari Kolonodale Andreas Atmaji, Camat Petasia Barat Man Lauo, tokoh agama, tokoh adat, serta sejumlah undangan lainnya.
Rangkaian acara diawali dengan pembacaan sejarah terbentuknya Desa Tontowea yang dibacakan tokoh masyarakat W. Siongke.
Pada kesempatan tersebut, Bupati Delis dalam sambutannya mengemukakan Desa Tontowea ke depan akan menjadi strategis karena dilalui jalan poros yang menghubungkan ibukota Kolonodale dengan Kecamatan Mori Atas dan Mori Utara, bahkan sampai ke Kabupaten Poso khususnya Pamona Timur.
Bupati menjelaskan belum lama ini Pemda Morut dan Balai Jalan di Palu yang merupakan perpanjangan tangan Kementerian PUPR telah menandatangani perjanjian kerja sama (MOU) alokasi anggaran Inpres jalan untuk ruas Panca Makmur (Soyojaya) sampai Tontowea dengan anggaran Rp 115 miliar.
“Jalan ini akan menjadi sangat strategis, karena jarak tempuh dan biaya perjalanan jauh lebih ringan. Ini peluang bagi masyarakat Desa Tontowea dan Petasia Barat pada umumnya,” jelasnya.
Bupati juga menyampaikan bahwa tahun ini telah disetujui pengalokasian anggaran untuk pembangunan jaringan listrik di wilayah Dusun 4 Desa Tontowea.
Program ini masuk dalam anggaran listrik pedesaan (lisdes) yang ditangani PLN UP3 Palu.
Ia juga berterima kasih kepada tokoh-tokoh masyarakat dan tokoh adat yang cukup berperan dalam membangun desa ini. Sebab, tanpa peran orang-orang tua tidak mungkin ada pencapaian seperti yang terlihat sekarang ini.
Sebelumnya, Kepala Desa Tontowea Salmon Toganti, S.Th mengungkapkan berbagai terobosan yang dilakukan dengan dukungan tokoh masyarakat, tokoh adat dan seluruh masyarakat Desa Tontowea.
Ia juga bersyukur karena desa yang didiami multi etnis cukup kompak dan bersinergi untuk membangun desa.
Kades juga menyampaikan salah satu inovasi yang sedang dikembangkan adalah penanaman anggur secara massal di tengah masyarakat.
“Penanaman anggur ini baru dimulai dan diharapkan ke depannya Desa Tontowea akan dikenal dengan ikon penghasil anggur,” ungkapnya.
Pada kesempatan tersebut juga diserahkan cindera mata sebagai bentuk penghormatan dan tanda terima kasih kepada para mantan pemimpin Desa Tontowea.
Selain itu juga diberikan hadiah kepada para penebang lomba kebersihan halaman dan penanaman toga oleh PKK. 𝐌𝐂𝐃𝐃
Opini Anda