

Mengambil langkah kecil untuk merubah suatu wilayah tertentu tidak semudah angkat bicara atau berak sambil jongkok, curhatan ini ditulis oleh Lurah Bonesompe dalam akun facebook Farros Fahrozy bernama asli Moh Ikbal, S.Sos.
Kota Tua kumuh terlupakan tergilas zaman, ‘Bonesompe Kota Tua’ terpinggirkan ketika pusat kota berpindah, ini di mulai ketika kompleks perkantoran pindah yang diawali kantor Bupati. Kantor Bupati Poso awalnya di kantor BP7 atau sekarang menjadi kantor perhubungan, pindah ke jalan Pulau Sumba yang di tempati sekarang. Kondisi ini lebih di perparah lagi ketika terjadi konflik (1998-2000).
Banyak warga disini yan.g kemudian pergi mengungsi yang tidak kembali lagi, kesan kumuh nampak jelas ketika pertokoan Bonesompe sempat terbakar, kini banyak terbengkalai tak terurus.
Sebuah event di gagas dan dikemas dalam balutan fair, sengaja kami lakukan dalam Rangka Menyita Perhatian Siapa saja. Dan benar saja kegiatan yang awalnya kita fokuskan pada orang Bonesompe, ternyata banyak menyita perhatian dunia luar, Dukungan dari para artis tokoh politik baik daerah maupun Nasional, mantan Lurah, Bupati, mantan Bupati, Bupati tetangga, orang Bonesompe yang ada diluar sana.
Ada senyum dan kebanggaan terucap oleh mereka yang sempat dodomi (ari-ari) di tanam di Bonesompe, seketika melihat Wajah Bonesompe hari ini pada sebuah event kelak akan menjadi agenda tahunan Kelurahan Bonesompe ke depannya.
Dukungan support dari masyarakat luas dan pemerintah yang tentunya atas kehendak Allah pemilik segala kehendak sehingga semua bisa terlaksana dengan baik dan lancar.
Tak heran kalau Bonesompe disebut Kota Tua, selain kota saksi sejarah, kota niaga, menjadi pusat perkantoran.
Terkait dengan Tugu Proklamasi, seperti ditulis oleh Dimba Tumimomor, Tugu ini diresmikan oleh Presiden RI, Soekarno tgl 19 Nopember 1951, saat kunjungnya di Poso tanggal 19-20 Nopember 1951.
“Tugu ini dibangun oleh Pelupessy (Kepala PU) dan Pak A.Gin (pemilik bioskop Nirmala Poso), pada saat Orde Baru, Bupati Poso Pak Koeswandi, tahun 1973 tugu ini dibongkar karena dianggap sebagai peninggalan Pemerintahan Orde Lama (Soekarno),” tulis Dimba Tumimomor, di kolom komentar postingan beranda facebook. **
Opini Anda