Ekonomi

Sekkab Poso Imbau ASN Tidak Gunakan Gas Elpiji 3 Kg

š—£š—¢š—¦š—¢- Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE) Pandiri berada di Kecamatan Lage, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah (Sulteng) operasional dihentikan, ini berdampak tabung gas elpiji 3 kg sulit ditemui di pangkalan resmi, kecuali tempat penjualan eceran.

Kelangkaan tersebut membuat harga tabung gas hijau bersubsidi naik dua kali lipat dari HET Rp 50-60 ribu per tabung 3 Kg.

Menanggapi hal itu Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Poso lewat Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Frits Sampurnama menggelar rapat dengan instansi terkait, Selasa 2 Mei, di ruang kerja Sekkab Poso, dikutip laman Diskominfosandi Kabupaten Poso, Jumat (05/05-23).

Frits meminta untuk melakukan pengawasan secara ketat ke pangkalan-pangkalan sampai kepelosok desa.

Ia juga mengimbau ASN Poso untuk sementara tidak menggunakan gas elpiji kemasan 3 kg agar tidak semakin langka dipasaran. Selain itu upaya lain yang dilakukan Pemkab secepatnya akan bersurat ke pihak Pertamina untuk mempercepat proses penyelesaian SPBE Pandiri sehingga tidak kehilangan kuota tabung gas kemasan hijau.

Kendala lain dari persoalan melonjaknya gas elpiji 3 kg tersebut juga dipicu oleh keterbatasan armada pengangkutan dari Kabupaten Parigi ke Poso tidak melayani permintaan tabung gas yang baru sehingga Kabupaten Poso kehilangan kuota tabung gas kemasan 3 kg tersebut 2.240 tabung setiap harinya. Jadi selama bulan April yang lalu Kabupaten Poso kehilangan kuota tabung gas kemasan 3 kg tersebut sebanyak 33.600 tabung.

Sekkab mengatakan, kenaikan harga gas LPG 3 kg ini terjadi akibat LPG bersubsidi dianggap masih belum tepat sasaran. Tabung gas LPG bersubsidi 3 Kg hanya diperuntukkan bagi konsumen pengguna tertentu, yaitu kelompok rumah tangga, usaha mikro, nelayan sasaran dan petani sasaran yang telah terdata dan tercantum dalam data by name by address dengan peringkat kesejahteraan dari kementerian atau lembaga terkait yang dapat membeli LPG dengan pembatasan volume pembelian per bulan per pengguna.

ā€œNamun fakta di lapangan tidak demikian, yang mana masih terdapat kalangan masyarakat mampu dan menengah yang juga menggunakan LPG bersubsidi, sehingga kerap mengakibatkan kekurangan stok yang tersedia,” jelas Sekkab Poso.

Dari hasil rapat tersebut, didapatkan data Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk gas elpiji 3 kg adalah sebesar Rp. 21.800,- untuk wilayah Poso Kota bersaudara, Poso Pesisir bersaudara, dan Lage. Sedangkan HET untuk wilayah Pamona Utara, Pamona Puselemba, dan Pamona Timur adalah sebesar Rp. 23.000,-. Namun, harga di tingkat konsumen ditemukan naik hingga Rp. 50.000,-. Untuk itu, Pemerintah Kabupaten Poso khususnya OPD terkait akan melakukan sidak gas elpiji 3 kg hingga ke tingkat pengecer dengan melibatkan pihak kepolisian setempat.

Saat ini Pemerintah terus berupaya dalam mengendalikan kenaikan harga gas 3 kg di lapangan secara bertahap, sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku.

Rapat dihadiri pejabat Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kabupaten Poso, Kepala Dinas Koperasi UMKM dan Perdagangan, Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Persandian, Kasat Pol-PP yang diwakili oleh Kabid Trantib, Kabag Ekonomi Setdakab Poso, Kabag Hukum Kabag Protokol dan Komunikasi Pimpinan, Camat Poso Kota, Camat Poso Kota Selatan, serta perwakilan dari PT. Arba dan PT. Miko sebagai agen gas LPG 3 Kg. PL

Opini Anda

Selengkapnya

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
error: Content is protected !!