POSOLINE.COM- Ahmad M. Ali memberikan apreseasi kepada Asmarani, Siswi kelas VI Sekolah Dasar (SD) Pandiri, Kecamatan Lage, Kabupaten Poso yang kisahnya menjadi viral usai memenangkan lomba lari marathon 21 km dalam rangka syukuran pekerjaan peningkatan jalan kelurahan Lawange – Toyado, Sabtu 25/1/2020.
“ Terlepas dari apa yang terjadi dalam perlombaan itu, namun prestasi anak seusia dia perlu kita apreseasi. Penghargaan sudah sepatutnya diberikan kepada anak ini yang telah berjuang dan membuktikan kemampuan mereka,” ungkap politisi Partai Nasdem Jemi Tobanta bersama Henry Djamorante yang mewakili Ahmad Ali saat menyerahkan apreseasi dari anggota DPRI RI Sulteng sebesar 10 juta rupiah dirumah keluarga Ndongku Podali di Pandiri, Jumat (30/1/2020) siang.
Ada rasa solidaritas dan prihatin ini diungkapan anggota DPRD Poso ini, kalau saja ada kekecewaan yang diperlihatkan lewat tangisannya setelah usai pertandingan, itu hal yang wajar sebagai anak anak yang selalu berusaha mewujudkan mimpinya namun ternyata ada hal hal yang tidak transparan yang membuatnya gagal mewujudkan mimpinya walaupun kenyataannya anak ini sudah membuktikan kemampuannya. Ini pesan yang disampaikan pak Ahmad Ali kepada kami untuk diteruskan pada adek dan orang tua adek Ahmad Ali juga berharap Asmarani kemampuan terus dikembangkan.
“Kalau kemarin bisa jadi juara di Poso, ke depan Asmarini harus menjadi juara di Sulawesi Tengah, Indonesia, bahkan kalau ada kesempatan taklukkan dunia dengan prestasimu. Tidak ada hal yang tidak mungkin jika ada kemauan dan dukungan orang-orang terdekat serta perhatian yang serius dari semua pihak,” tegas Ahmad M. Ali.
Atas apreseasi tersebut, Asmarini maupun ayahnya Alfianus Ndongku dan ibunya Milda Podagi mengucapkan terima kasih serta berjanji akan terus berlatih dan mengukir prestasi. “Terima kasih om, saya akan terus berlatih, mudah mudahan harapan om Ahmad Ali bisa saya wujudkan,” kata Asmarini.
Sementara Kepala Dinas PU Sulteng Syaifullah Djafar, sebelumnya juga menjelaskan, kisah Asmarini menjadi viral setelah media memberitakan dirinya menangis usai lomba lari marathon 21 km, start dari kantor bupati dan finish di Desa Toyado, namun tidak mendapat hadiah. Dalam pemberitaan media, lomba yang diikuti 40 peserta dari Poso dan Palu. Perlombaan dimulai dari Kantor Bupati Poso dan finish di Desa Tayado, Kecamatan Lage.
Dirinya juga menjelaskan, awalnya kegiatan ini hanya diperuntukan bagi club lari Binamarga dan Tataruang Sulteng, namun dalam pelaksanaannya beberapa komunitas lari baik di kota palu atau di lokasi kegiatan peningkatan jalan berminat untuk ikut serta, dalam kegiatan2 semacam ini.
Kadis PU Sulteng itu juga menegaskan, jadi kegiatan yang dilaksanakan bukan merupakan kegiatan yang dilombakan dan tidak di sediakan hadiah bagi pemenang.
” Namun disiapkan medali bagi bagi seluruh peserta yang mencapai finish. Medali sebagai simbol bahwa peserta pernah ikut serta pada acara yang dilaksanakan,” jelasnya. SON
Opini Anda