POSOLINE.COM – Sekolah SMA GKST 2 terus berkibar, saat ini telah menaungi beberapa bentuk kesenian seperti tarian, menyanyi, paduan suara etnik, teater, musik akustik.
Kepala Sekolah (Kepsek) SMA GKST 2 Tentena Leo F. Meranga menyebutkan
Sanggar Seni Seseando, merupakan sanggar seni yang didirikan oleh SMA GKST 2 Tentena.
Menurut Leo, di sanggar ini, mereka dilatih oleh seniman-seniman muda yang qualified di bidangnya, sehingga hasil outputnya membanggakan.
“Ini terbukti pada beberapa tahun terakhir anak-anak hasil binaan dari Sanggar Seni Seseando mampu berprestasi baik ditingkat propinsi maupun ditingkat nasional,” ungkapnya, di hubungi Rabu, 19/05-21.
Kata Leo, keberhasilan ini merupakan lecutan yang kuat dari upaya untuk meningkatkan dan menyediakan wadah bagi pelaku seni untuk mendapatkan wadah dalam mengekspresikan minat dan bakat mereka.
“Sebenarnya kita memiliki potensi seni yang tinggi. Banyak anak-anak kita yang memiliki bakat alamiah di bidang seni. Namun sayang, mereka tidak miliki wadah yang tepat untuk mengekspresikan jiwa seni mereka,” jelasnya.
Oleh sebab itu, kami di SMA GKST 2 Tentena, berusaha sekuat tenaga, walau dalam keterbatasan, tetap berusaha menyediakan wadah ber-kesenian. Sehingga dengan demikian, bakat-bakat ini bisa muncul dan terasah”, demikian kata Kepsek SMA GKST 2 Tentena, Leo Meranga.
Dirinya juga bercerita bahwa Sanggar Seni Seseando, awalnya dulu hanya diperuntukkan bagi siswa-siswi di SMA GKST 2 Tentena. Namun seiring dengan semakin tingginya minat masyarakat akan seni dan budaya, maka beberapa waktu yang lalu, sanggar seni sudah membuka diri bagi berbagai komunitas seni yang ada.
“Memang pada tahun-tahun sebelumnya, sanggar seni ini hanya diperuntukkan bagi siswa-siswi saja. Namun melihat kebutuhan para pencinta seni untuk miliki wadah ber-kesenian, maka untuk sekarang ini formatnya sedikit berubah, dimana sanggar seni ini membuka diri bagi siapa saja yang ingin mewujudkan jiwa seni mereka,” terangnya.
Asalkan memang betul-betul serius dan komitmen. Dan untuk saat ini latihannya tetap di Aula sekolah dan pembinanya sebagian besar adalah guru-guru seni yang ada disekitar kota Tentena, baik guru SD, SMP, SMA maupun budayawan lokal.
“Kesenian kita orang Pamona banyak. Sumberdaya manusia kita juga bagus-bagus, sebab mereka sebagian besar selain memiliki bakat alamiah, juga pernah menimba ilmu di Pulau Jawa yang memiliki tradisi berkesenian yang kuat. Disisi lain, input/siswa kita juga tidak kalah bagusnya. Oleh sebab itu, mereka hanya membutuhkan sedikit polesan dan bimbingan,” terang Leo.
Sehingga talenta yang mereka miliki dapat berkembang. Dengan demikian seni dan budaya kita dapat kita lestarikan sekaligus dikembangkan dengan berbagai inovasi. Ini juga untuk menumbuhkan rasa cinta akan kebudayaan daerah bagi anak-anak muda dan remaja.
Dirinya juga berharap, semoga dengan apa yang kita sudah buat ini dapat berkontribusi bagi kelestarian kebudayaan di Tana Poso. Sebab kalau bukan kita siapa lagi. Kalau bukan sekarang, kapan lagi. Mari membangun Tana Poso dengan berkebudayaan. SON
Opini Anda