POSOLINE.COM – Sebelumnya, dijadwalkan bahwa renovasi Yondo mPamona 14 Oktober 2019, (hari ini) tidak bergeser dari tanggal yang sudah ditetapkan.
Menariknya, sebelum dilakukan pembongkaran, dari pantauan media ini, antusias warga ada yang ingin mengabadikan dengan camera atau video sebagai bukti kenang-kenangan nanti.
Sementara Humas PT. Poso Energy, Aslory Ilham saat ditemui Senin, 14/10/2019 mengatakan, sebelum dilakukan pemugaran terlebih dahalu memindahkan pipa air yang melekat sepanjang jembatan dan warung makan di sekitar tepi danau Poso yang menempel di jembatan.
“Besok atau lusa (Selasa dan Rabu), baru akan di mulai pemugaran renovasi Jembatan Pamona, kalau sekarang bagian pipa air dulu, ” tutur Aslory saat berada dilokasi jembatan.
Kata Aslory, sebelum di mulainya aksi renovasi jembatan pamona itu, di dahului dengan doa bersama di Taman Kota Tentena, di hadiri sejumlah instansi terkait bersama pihak keamanan.
Sedangkan dalam proses renovasi jembatan nanti, diharapkan akan berjalan dengan baik akan dibantu dengan sejumlah aparat TNI, Polri dan Sat-Pol PP untuk kelancaran disaat pembongkaran jembatan.
Menurutnya, jembatan sepanjang 210 meter itu, akan di renovasi total dengan menggatikan tiang kayu dengan rangka baja. “Kalau lantai jembatan, kami akan tempelkan kayu diatas rangka baja, agar terlihat seperti aslinya,” aku Aslory.
Dia juga menjelaskan, renovasi Jembatan mPamona itu, lebih besar masih mempertahankan ciri khas dan tidak menghilangkan dari bentuk sebelumnya.
Untuk design kata Aslory, Jembatan akan menggunakan atap bersusun di bagian tengah, selain itu dari ujung jembatan akan di lengkapi lampu terang dan warna warni, sehingga bercahaya saat malam hari.
Di dalam jembatan itu, akan di pampangkan gambar dan tulisan sejarah jembatan Pamona dan beberapa foto menarik terkait wisata Tentena.
Aslori juga menjelaskan tentang pasir sungai yang akan di keruk kedalaman empat meter. Pasir hasil pengerukan itu akan di gunakan untuk menimbun di bagian tepi sungai daerah Dongi, untuk di jadikan lokasi wisata lagi. Sehingga wisatawan tidak hanya bersantai di jembatan, tetapi juga di tepi sungai daerah Dongi.
Sementara untuk pagar ikan Sogili (Masapi) dan Mosanggo (menangkap ikan menggunakan pukat bambu) yang merupakan tradisi dan budaya warga asli Pamona.
Di jelaskannya, kedua tradisi itu, tidak akan di hilangkan atau melarang untuk melakukan aktifitas itu, namun akan di tata rapi kembali setelah selesai pengerukan dan renovasi jembatan.
“Kami akan menata pagar sogili, agar wisatawan yang akan melihat danau dan Sungai Poso tidak terhalang dengan pagar sogili itu dan terlihat indah, mosanggo di siapkan di daerah wisata Dongi,” kata Aslory. (FR)
Editor : Simson Towengke
Opini Anda