POSO – Enam pegiat audiovisual dari Poso berhasil mencatatkan prestasi gemilang di kancah nasional. Tim yang terdiri dari Kurniawan Bandjolu, Ray Rare’a, Evan Gogani, Rayhasibuan, Basrul Idrus dan Juniver Alkasih Yashiro Peso’a telah mendapatkan penghargaan dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sepanjang periode 2024-2025 melalui Program Akuisisi Pengetahuan Lokal lewat audiovisual.
Prestasi ini diraih atas 7 dari 8 karya dokumenter mereka yang mengangkat isu-isu krusial seputar Poso. Film-film tersebut fokus pada narasi tentang pangan lokal, tradisi penangkapan ikan yang ramah lingkungan, upaya konservasi, dan pemanfaatan sumber daya alam berkelanjutan yang berbasis kearifan lokal di wilayah Poso.
Komunitas yang dikenal dengan nama Komunitas Tidak Production ini mengungkapkan bahwa seluruh riset dan produksi karya dilakukan dengan dana pribadi. “Kami bangga akan Tana Poso dan kami ingin membagikan pengetahuan yang sangat penting dan informasi ini dapat diakses dengan mudah secara gratis,” ujar perwakilan komunitas.
Seluruh karya dokumenter yang mendapat penghargaan tersebut telah dapat diakses secara gratis melalui kanal YouTube resmi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Tujuh Karya Dokumenter Pemenang Penghargaan BRIN:
Flora dan fauna di kawasan danau Poso, Ituwu, Masapi, Mosango, Inanco, Anasa dan Morono.dan Lembah Bada (semua dapat diakses link youtube).
Selain fokus di Poso, Komunitas Tidak Production juga memiliki karya film dokumenter lain, salah satunya adalah tentang Polohi Wasu (Benalu Batu) di Morowali Utara yang juga dapat diakses publik youtube.
Meskipun menghadapi keterbatasan, Komunitas Tidak Production berjanji untuk terus melahirkan karya hasil riset akademis, audiovisual, dan fotografi demi kecintaan mereka pada Tana Poso, yang dapat terus diikuti melalui akun media sosial mereka.**

Opini Anda