MORUT – Partisipasi pemilih dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 yang dilakukan secara serentak memang menunjukkan penurunan.
Berdasarkan data dari Komisi Pemilihan Umum (KPU), partisipasi pemilih secara nasional mencapai 68%.ยน Ini jauh di bawah rata-rata pemilih Pilpres dan Pileg pada Februari 2024 maupun Pilkada sebelumnya.
Penyebab utama dari penurunan ini adalah kurangnya antusiasme masyarakat terhadap pasangan calon serta kelelahan politik masyarakat akibat jadwal pilkada yang berdekatan dengan Pemilu 2024.
Seperti halnya Tingkat partisipasi pemilih pada Pilkada2024 di Kabupaten Morowali Utara (Morut) hanya mencapai 67 persen atau mencapai 33 persen. Presentase ini menunjukkan peningkatan jumlah golput dibandingkan Pilkada Tahun 2020.
Sementara Koordinator Divisi Sosialisasi Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat dan SDM (Soslikdih, Parmas dan SDM KPU Morowali Utara, Miftahul Haerina menjelaskan bahwa pihak KPU telah melakukan berbagai sosialisasi kepada masyarakat dari berbagai segmen.
“Namun, angka golput tetap tinggi dan permasalahan ini terjadi merata di beberapa daerah di Provinsi Sulawesi Tengah dan beberapa daerah lain di Indonesia,” ungkap Miftahul Haerina selaku Divisi Sosdiklih, Parmas dan SDM KPU Morut.
Menurutnya, salah satu penyebab utama adalah banyak penduduk belum memiliki e-KTP, terutama di wilayah pegunungan dan pedalaman.
Selain itu, masalah lain adalah formulir C pemberitahuan yang tidak tersalurkan karena beberapa masyarakat tidak ditemukan oleh petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) atau telah pindah ke daerah lain.
Dilihat dari Jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) di Kabupaten Morowali Utara sendiri tercatat sebanyak 110.256 jiwa.
Ia berharap kedepan, sebagai penyelenggara, pihak KPU dapat mengatasi permasalahan ini pada pemilu berikutnya, terutama dengan meningkatkan distribusi e-KTP dan sosialisasi lebih intensif di daerah-daerah terpencil. JEM
Opini Anda