Kinerja Buruk, Warga Minta Kades Gililana Morut Dicopot

𝐌𝐎𝐑𝐔𝐓- Camat Petasia Novrianto Najamudin bersama bersama Kapolsek Petasia, IPDA Faisal dan Danramil Petasia temui warga Desa Gililana yang berunjuk rasa di kantor Desa Gililana pada Jumat kemarin (29/09-23).
Pertemuan yang berlangsung di gedung serba guna itu, membahas soal tuntutan masyarakat Desa Gililana yang berujung pada aksi penyegelan kantor Desa Gililana.
Bahkan dalam unjuk rasa tersebut, warga juga menggelar aksi bakar ban serta kayu di depan gedung serba guna sebagai bentuk protes.
“Ada 15 poin tuntutan warga yang pada kesimpulannya meminta agar kepala desa dicopot dari jabatannya, kami tidak menginginkan lagi Laudin menjabat kepala desa,” ungkap Asri Ganing kepada Camat Petasia.
Sementara warga lain menyampaikan, jika tuntutan kami ini tidak diindahkan maka kami tidak akan membuka penyegelan itu sampai ada kepala desa baru, yang pasti kami tidak mau lagi Laudin menjadi Kades.
“Pelayanan di Desa buruk, Kades Laudin jarang berkantor terlebih memilih tinggal di Kolonodale ketimbang di Desa ini, belum lagi persoalan lain yang hari ini kami serahkan ke pak Camat,” tandas Danial warga setempat.
Merespon tuntutan warga, Camat Petasia, Novrianto Najamudin berjanji akan membahas persoalan ini ditingkat pemerintah daerah.
“Hari ini saya berjanji akan membahas persoalan tuntutan warga di tingkat daerah. Adapun hasilnya, mau manis atau pun pahit, saya akan datang untuk menyampaikan ke kita semua,” ujar Novri.
Sebutnya, Ia akan menampung semua tuntutan warga, dan percayakan ke saya, kita akan menyelesaikan persoalan ini se segera mungkin.
Kendati demikian kata Novri, saya berharap masyarakat untuk bersama-sama menjaga keamanan di desa kita, jangan terprovokasi dengan informasi-informasi sepihak.
“Saat ini kita akan memasuki tahun politik, jadi mari kita jaga daerah ini, jangan mudah terpecah belah, ciptakan rasa aman di desa ini, percayakan ke saya, saya akan bawa persoalan ini ke tingkat atas,” imbuhnya.
Olehnya itu tambahnya, saya minta agar kantor desa kembali dibuka, karena ini adalah tempat pelayanan masyarakat, jadi ketika pemerintah kecamatan maupun daerah bersurat ke desa, bagaimana terlaksana pelayanan kalau disegel, saya kira masyarakat Desa Gililana lebih paham.
Sementara itu Kapolsek petasia IPDA Faisal menyampaikan,agar masyarakat harus tetap menjaga Kamtibmas apalagi ini Tahun politik ini ,jangan kita mudah terprovokasi dengan keadaan dan masalah- masalah yang ada terjadi sekarang di desa ini ,mari kita mencari solusinya dengan baik jangan dengan kepala panas tetapi dengan kepala dingin agar semuanya mendapatkan solusinya dengan baik.
Diakhir pertemuan yang berlangsung aman dan kondusif itu, masyarakat akhirnya membuka penyegelan kantor desa sekaligus mencopot seluruh spanduk sebagai bentuk protes yang tertempel di dinding Kantor Desa gililana itu. 𝐉𝐄𝐌
Opini Anda