PALU– Pada tahun 2023 daerah rawan pangan di Sulawesi Tengah meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2022. Berdasarkan data dari Food Security and Vulnerability Atlas (FSVA) Sulawesi Tengah tahun 2023, bahwa daerah rawan pangan (prioritas 1) meningkat sebanyak 25 kecamatan dari 4 kecamatan di tahun 2022. Sabtu, (27/4-24).
Kondisi kerentanan terhadap kerawanan pangan disebabkan oleh kombinasi dari berbagai dimensi kerawanan pangan di Sulawesi Tengah yang pada tahun 2022 masih tinggi.
Salah satu dimensi tersebut, yaitu letak geografis daerah yang susah dijangkau atau minim aksesibilitas karena infrastruktur yang belum mendukung, seperti daerah-daerah yang berada di kepulauan, pedalaman dan pegunungan sehingga menyebabkan ketersediaan, keterjangkauan dan kemanfaatan pangan yang Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman (B2SA) masih rendah.
Olehnya, diperlukan upaya intervensi langsung ke daerah-daerah rawan pangan tersebut diantaranya berupa Inovasi Sektor Pangan yaitu Inovasi Terminal dan Transportasi Pangan Terpadu atau disingkat Tetra Pandu.
Inovasi ini diharapkan dapat memberikan kemajuan pada kemampuan distribusi pangan sampai kepada masyarakat dalam jumlah yang cukup, aman, bermutu, beragam, bergizi dan terjangkau dan sekaligus dapat menurunkan presentase daerah rawan pangan di Sulawesi Tengah.
Pada Inovasi ini terdapat 4 (empat) atau tetra Konsep yaitu : (i) Terminal Pangan yang menjawab permasalahan tingginya harga pangan, rendahnya diversifikasi pangan dan meringkaskan tata niaga serta memotong rantai pasok tengkulak; (ii) Transportasi Pangan yang menjawab permasalahan pola distribusi pangan, kecukupan konsumsi pangan sesuai jumlah kalori perkapita, pemenuhan skor pola pangan harapan dan mempercepat akses pangan : (iii) Keterpaduan Pangan yang menjawab permasalahan sektoral penanganan pangan, keterpaduan tugas dan fungsi penyediaan, ketersediaan, kecukupan, keterjangkauan & pengawasan pangan serta (iv) Keterpaduan sasaran bahwa lokasi pilot project yang ditentukan adalah prioritas Rawan Pangan yang bersinggungan dengan daerah kemiskinan ekstrim, stunting, desa tertinggal dan lainnya.
Pada pelaksanaan program ini, dilaksanakan pada 5 (lima) desa sebagai Prioritas I (sangat rawan) yaitu : Desa Walandano di Kabupaten Donggala, Desa Labuan, Desa Toyado, Desa Silanca di Kabupaten Poso dan Desa/Pulau Bambu di Kabupaten Tojo Una-Una yang sebelumnya sudah ditetapkan melalui SK Gubernur Sulteng No. 500.6.1/15.1/Bappeda-G.ST/2024 tentang Penetapan Desa Percontohan Inovasi Terminal dan Transportasi Pangan Terpadu Tahun 2024.
Ada 20 (dua puluh) institusi yang aktif pada Inovasi ini, yaitu : Disbunnak Sulteng, Dinas Koperasi & UMKM Sulteng, Dinkes Sulteng, Brida Sulteng, Dinas PMD Sulteng, DTPH Sulteng, DP2KB Sulteng, Disperindag Sulteng, DP3A Sulteng, Dinas Pangan Sulteng, Dinas Sosial Sulteng, Dinas Bima Tarung Sulteng, DKP Sulteng, Dinas Perhubungan Sulteng, Biro Perekonomian Setdaprov. Sulteng, UNTAD, BPSIT Sulteng, BPOM Palu, LSM Mombine Palu dan sebagai Inisiator adalah Bappeda Prov. Sulteng.
Sumber : PPID Pelaksana Bappeda Provinsi Sulteng
Opini Anda