POSOLINE.COM- Siapa sangka, gemerlap lampu warna- warni menghias pohon Natal ternyata hanya terbuat dari sampah yang didaur ulang, merupakan hasil kreasi dari warga Gereja Eben Haezer Ranononcu.
Dalam menyambut hari besar Umat Kriatiani GKST Jemaat Eben Heizer Ranononcu, secara berkelompok berlomba untuk merangkai pohon Natal berbahan baku berasal dari sampah daur ulang,
Kegiatan tersebut digagas oleh para pendeta gereja Eben Haezer, Kelurahan Ranononcu , Kecamatan Poso Kota Selatan, kerjasama dengan para kelompok dari jemaat setempat untuk mendirikan 7 pohon Natal setinggi 4 meter.
Berdasarkan pantauan dilokasi pada Rabu, 04 Desember 2019, antusias warga sekitar atau yang melintas dijalur trans Sulawesi, turut menyaksikan nuansa cahaya lampu warna-warni menambah suasana natal begitu bermakna terpancar dari tujuh (7) pohon Natal yang berderet didepan halaman gereja.
Menariknya, dalam proses pembuatan pohon Natal dan hiasannya, ke 7 pohon dibuat secara berkelompok oleh para jemaat gereja Eben Haezer dengan waktu kuang lebih selama satu bulan.
Ketua panitia lomba, Jhon Yus Madoli yang ditemui Kamis, 05/12/2019 mengatakan, selain untuk diperlombakan, pembuatan 7 pohon Natal, pertanda dimulainya perayaan Natal secara bersamaan.
Menurutnya, kehadiran pohon Natal sekaligus mengartikan bahwa warga Nasrani, khususnya Jemaat gereja Eben Haezer Ranononcu sangat terbuka untuk siapa saja, termasuk warga non Nasrani bisa melibatkan diri menyaksikan gemerlap lampu natal.
‘’ Lomba membuat pohon Natal dari sampah daur ulang ini, sekaligus untuk memperlihatkan bahwa diakhir tahun 2019, Kabupaten Poso tanpa terkecuali mengajak secara bersama-sama bisa berbagi suka-cita Natal, demi terwujudnya Kota Poso yang aman, tentram dan damai,’’ungkapnya.


Secara terpisah, Pendeta Eben Haezer Ronononcu, A. Moganti yang sekaligus peserta lomba mengakui jika lomba pohon Natal tersebut dibuat khusus oleh para jemaat gereja dalam rangka menyambut Natal 2019 dan Tahun Baru 2020.
Diakuinya,ke 7 pohon Natal yang telah dibuat dan berdiri dengan indah dihalaman gereja, setiap pohon masing-masing bahan baku berasal dari sampah daur ulang seperti botol plastik minuman,bambu tui, akar kayu, ijuk, tongkol jagung, sabuk dan batok kelapa serta plastik pembungkus deterjen .
‘’ Selain untuk penyambutan Natal dan tahun Baru 2020, pembuatan pohon Natal dari sampah bekas, sekaligus untuk mengajak masyarakat setempat untuk peduli terhadap sampah, dimana sampah bisa dijadikan sesuatu yang indah sehingga menjadi magnet daya tarik dengan pemandangan.,’’ jelasnya..
Pihak panitia lomba sendiri mengakui, untuk penentuan pemenang lomba, seluruh pohon Natal tersebut nantinya secara rutin akan nilai oleh tim juri yang sudah terbentuk dimana didalamnya juga dari pendeta yang ada dikabupaten Poso.
Tim juri akan melakukan penialaian selama satu bulan penuh, mulai 1 hingga 30 Desember 2019 mendatang dan hasilnya akan diumumkan tepat pada malam puncak pisah Tahun Baru 2020, akan diundi.
Selain menambah indah suasana pemandangan dihalaman gereja, keberadaah pohon Natal tersebut menjadi daya tarik serta pemandangan yang menarik bagi warga yang melintas dan bahkan menjadikan obyek untuk berselfie. (Msr)
Editor : Simson Towengke
Opini Anda