𝐏𝐎𝐒𝐎- Kasus Gigitan Hewan Penular Rabies (GHPR) di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah (Sulteng) terus mengalami peningkatan terhitung tahun 2020 hingga 2023.
Tercatat tahun 2020 sebanyak 381 kasus, tahun 2021 sedikit menurun menjadi 332 kasus.
Tahun 2022 kembali meningkat menjadi 484 kasus, tahun 2023 meroket di angka 724 kasus dengan 3 korban meninggal dunia.
Pemerintah Kabupaten Poso menganggap kasus GHPR masalah serius dan butuh kerja sama semua lini guna menemukan solusi yang efektif dan berkelanjutan.
Hal itu menjadi pembahasan dalam Focus Group Discussion (FGD) lintassektor terkait situasi dan penanggulangan kasus Rabies yang dihelat di Hotel Danau Poso, Tentena, Rabu (10/1/2024).
Hal disampaikan Asisten II Pemkab Poso Abdul Kahar Latjare berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan RI dan WHO menunjukan bahwa Rabies dan antraks merupakan penyakit yang terabaikan dengan dampak yang signifikan.
Kegiatan ini dihadiri perwakilan Kemenkes RI yakni dr. Romadona Triada dan diikuti perwakilan Puskesmas se-Kabupaten Poso serta sejumlah instansi terkait.
Bupati Poso menyatakan bahwa hal ini merupakan masalah serius yang memerlukan kerjasama lintas sektor untuk menemukan solusi yang efektif dan berkelanjutan.
“Bupati Poso mengajak semua peserta untuk memberikan masukan, pengalaman, dan gagasan yang konstruktif, serta berbagi informasi dan berkolaborasi sebagai kunci keberhasilan,” kata Abdul Kahar Latjare, membacakan sambutan Bupati Poso.
Para peserta diharapkan dapat mengindentifikasi sumber persoalan dengan akurat, menelurkan solusi untuk diimplementasikan bersama dan merumuskan strategi guna menangani kasus Rabies di Bumi Sintuwu Maroso.
(Humas Pemkab Poso)
Opini Anda