𝗣𝗢𝗦𝗢𝗟𝗜𝗡𝗘.𝗖𝗢𝗠- Kepala Dinas Kesehatan Morowali Utara Alnoberniat Sanampe, SKM, M.Kes mengemukakan bahwa ibu melahirkan dari Desa Salubiro yang meninggal dunia dalam perjalanan ke Puskesmas Wongkondaya, Kecamatan Bungku Utara, Kabupaten Morowali Utara, Sulteng sudah mendapatkan pelayanan kesehatan yang maksimal sebelum dan saat persalinan.
“Bidan di sana sudah memberikan pelayanan maksimal. Namun karena hambatan transportasi akibat banjir dan jalan rusak, ibu tersebut meninggal dunia di perjalanan menuju Puskesmas akibat perdarahan,” kata Alnoberniat kepada media ini, Rabu (28/7) malam.
Alno menjelaskan bahwa selama kehamilan, bidan Desa Salubiro, Siri Asia, telah memberikan pelayanan kesehatan pra-melahirkan dan sosialisasi bahwa persalinan nanti harus dilakukan di Puskesmas sesuai ketentuan yang berlaku.
Namun ibu bersangkutan dan keluarganya enggan untuk ke Puskesmas Wongkondaya di Desa Lemo yang berjarak sekitar 15 kilometer, padahal Puskesmas itu memiliki rumah tunggu melahirkan dimana ibu dan keluargan yang mengantar akan mendapatkan pelayanan makan-minum secara cuma-cuma.
“Sebenarnya usia kehamilan ibu tersebut sudah melewati waktu normal melahirkan sehingga bidan desa terpaksa melayani persalinam ibu (almarhumah) itu di Desa Salubiro. Dalam proses persalinan, ibu itu mengalami ‘retensio placenta’ dimana bayi berhasil lahir normal/selamat namum placentanya tidak keluar,” ujar Alno mengutip penjelasan bidan Sitti Aisyah, AMd.Keb yang bertugas di Puskesmas Wongkondaya Lemo.
Ibu yang dilaporkan melahirkan anak ketiga itu kemudian ditandu warga ke Puskesmas Salubiro dengan berjalan kaki, namun di tengah jalan ibu tersebut menghembuskan nafas yang terakhir karena perdarahan.
“Sebetulnya pihak Puskesmas juga sudah berusaha mengirim ambulans untuk menjemput ibu bersalin tersebut, namun gagal karena wilayah itu sedang tertimpa bencana banjir,” ujarnya.
Jadi, kata Alno, pelayanan yang diberikan aparat kesehatan di sana sudah maksimal, bahkan jauh sebelum persalinan sudah diberikan bimbingan bahwa persalinan harus dilakukan di Puskesmas karena begitulah prosedur persalinan yang benar.
“Namun tidak semua warga di wilayah terpencil itu yang bersedia melahirkan di Puskesmas dan para bidan juga di sana tidak mungkin memaksakan warga,” ujar Alno lagi.
Terkait upaya peningkatan pelayanan kesehatan di wilayah terpencil di Bungku Utara, pihaknya sudah menempatkan bidan desa kontrak daerah di semua desa, bahkan beberapa dusun sudah punya bidan.
Tahun 2022 ini juga, Pemkab Morut akan membangun puskesmas pembantu di Desa Salubiro dan memperbaiki jalan desa antara Lemo sampai Lemowalia sehingga bisa lancar dilalui kendaraan roda empat. 𝐌𝐂𝐃𝐃
Opini Anda