POSOLINE.COM- Terkait informasi adanya seratusan jiwa warga asal Kabupaten Poso, saat ini menjadi pengungsi di Jayapura, Papua, karena dampak konflik di Wamena, atas petunjuk Bupati Poso, Darmin Agustinus Sigilipu, Sekertaris Kabupaten (Sekab) Poso, Yan Edward Guluda, memerintahkan segera melakukan penanganan maksimal dan massif, berupa penjemputan serta menfasilitasi berbagai kebutuhan para pengungsi saat tiba di Kabupaten Poso.
Yan juga mengatakan, berdasarkan pendataan yang dilakukan ketua kerukunan warga Poso di Wamena, terdapat kurang lebih seratusan warga Poso yang berdomisili di Wamena. “ Untuk saat ini, terdapat 15 jiwa sedang dalam perjalanan melalui laut dan akan tiba di pelabuhan Makassar pada tanggal 5 Oktober pekan ini,” jelasnya saat ditemui sejumlah media Kamis, 03/10/2019.
Sekab juga menegaskan, ada 15 jiwa pengungsi asal warga Poso, terdiri dari anak anak, kaum perempuan serta kalangan lanjut usia. “Saat ini melalui Kadis perhubungan Kabupaten Poso, selaku ketua Tim penjemputan sedang menuju kota Makassar, untuk menjemput para pengunsi yang nantinya tiba di kota Makassar” jelasnya
Selanjutnya langkah yang sama akan dilakukan terhadap gelombang pengungsi asal Kabupaten Poso yang diperkirakan akan tiba sebanyak dua kelompok. Dimana kata Sekab, berdasarkan data yang ada, kelompok kedua terdiri 45 jiwa pengungsi serta pada gelombang ketiga terdapat 55 jiwa pengungsi.
Terkait penanganan pengungsi, pihak Pemkab Poso menyatakan akan sepenuhnya melakukan penangan secara maksimal.Bahkan langkah langkah yang dilakukan seperti penanganan yang bersifat tanggap darurat, sehingga seluruh penanganan benar benar focus dan optimal.
Bahkan untuk penampungan para pengunsi setibanya di Poso, Jelas Sekab, mereka akan diinapkan di Hotel Wisata Poso. “Ini kita lakukan agar mereka yang sedang menghadapi tekanan bisa sedikit lega jika kita tempatkan di hotel Wisata, sebelum kemabli pada keluarga masing masing” jelasnya.
Intinya kata Sekab, mulai penjemputan sampai penampungan semuanya di fasilitasi Pemkab Poso tanpa terkecuali. “Penanganan ini, benar benar kita lakukan dalam sentuhan aspek kemanusiaan,” ujarnya.
Selain itu Sekab mengingatkan, kalau peristiwa Wamena adalah konflik sosial yang sama sekali tidak terkait dengan isu keagamaan. “ Ini murni konflik sosial, terbukti yang jadi korban bukan cuma satu pihak atau agama tertentu saja. Pengungsi yang jadi korban adalah mereka yang punya berbeda keyakinan,” pungkasnya. SYM
Editor : Simson Towengke
Opini Anda